Konon, banyak orang tua kini memasukkan anakanak mereka ke pesantren agar bisa hafal kitab suci dan menjadi 'anak saleh', sebagai jaminan 'karcis masuk surga'. Kalau tidak terpaksa, karena tidak bisa menentang kehendak orang tua, anak-anak itu pasti pula sudah dipompakan keyakinan yang sama ke dalam benak dan jiwa mereka.
Persis seperti itulah yang dimanfaatkan oleh para pembuat dan penjaja barang atau jasa yang dinginkan oleh kanak-kanak: menyiasati kekhawatiran para orang tua mereka, bahkan jika perlu memupuk subur terus dan menciptakan ketakutan-ketakutan baru agar mereka tetap berkelanjutan bergantung pada beragam "obat penawar" Yang mereka perjualbelikan.
Kali, maafkan saya, Nak. Saya tak tahu harus memberi imbalan setimpal seperti apa padamu. Saya hanya bisa menulis ini dalam bükü tentang kamu. Saya juga tak pandai berpetuah dan tak suka memberi wejangan, apalagi kepada anak seusiamu. Namun, saya ingat betul bapakmu pernah bilang bahwa yang paling penting adalah kamu bahagia, terutama di masa kanak-kanakmu saat ini. Ya, sebelum nanti kamu memasuki dan mengalami dunia orang dewasa yang justru sangat rentan disergap oleh lebih banyak ketidakbahagiaan. Tidak mudah memang menentukan apa itü bahagia dan kapan terjadinya. Jadi, saya "pinjam” saja ungkapan bijak seorang arif dari Nalanda, seribu dua ratus tahun lalu:
Jika ada penyembuhan saat petaka
Apa alasan untuk berduka?
Jika sungguh tak ada yang bisa menolong
Apa guna larut dalam murung?
Selamat Membaca dan Merdekalah...
Judul Buku: Dunia Kali
Penulis: Puthut EA
Penerbit: Buku Mojok
Dimensi: 13x20 cm l Softcover
Tebal: 246 hlm l Bookpaper
Harga Normal: 78.000