Kualihkan mataku ke kampung nun jauh
Nyanyian tak bersuara sedang merawat ayat-ayat keringat
Ternyata kiblat adalah jejak pahlawan
Jejak seorang pejuang yang dilupakan
Atau jejak para pencangkul bumi penanam benih
Yang sudah jadi pahlawan sebelum mati
***
Puisi-puisi dalam kumpulan ini sebagian banyak ditulis penyairnya pada paruh pertama tahun 2025. Saat itu, D. Zawawi Imron mengalami sakit sampai 3 bulan.
Sebagai penyair, Zawawi tidak mau saat sakit menjadi pengangguran. Ia tetap melakukan olah rasa dan olah pikir dengan terus menulis puisi. Ia bercerita saat merenung dan menulis puisi. Ia tidak merasa sakit. Bahkan dengan menulis puisi, dengan perjalanan dan lompatan imajinasinya, ia bisa melupakan sakitnya. Rohani yang sehat dan pikiran jernih sangat diperlukan untuk melakukan kerja positif yang bisa melupakan kesakitan fisik.
Dalam menulis puisi, Zawawi Imron menemukan kemerdekaan jiwa sebagai manusia yang sadar akan Keagungan Tuhan.
Puisi adalah kesadaran dan sekaligus kedalaman untuk menolak hidup sia-sia.
Puisi adalah pernyataan hidup dengan mendekati nilai indah dalam tekanan Kasih Tuhan.
Penulis: D. Zawawi Imron
Penerbit: Diva Press, 2025
Kategori: Puisi
SKU: BRD24143
Bahasa: Indonesia
Dimensi: 14 x 20 cm l Softcover
Tebal: 124 hlm | Bookpaper
Harga: 75.000