Rukmana Ilham menggunakan hal paling Gen Z, yaitu trauma perpisahan—cinta yang usai di Tembalang, kebohongan di Condongcatur—sebagai timah untuk menembak jantung sistem. Bukan sekadar patah hati, melainkan kritik atas kemiskinan yang menjelma kealpaan bapak, tragedi hubungan industrial, dan angin surga khas urban dari Banguntapan hingga Bojonggede.
Dengan diksi yang cengeng, subversif, ngomel, dan nirampun, buku ini menyuarakan nasib anak haram reformasi yang menolak tunduk pada negara dan monarki. Aku-puisi merangkum ironi kehidupan sehari-hari: dari kritik fetish politikus terhadap kemiskinan, boros gula-gula di gelas angkringan, hingga gunungan sampah di pinggir Umbulharjo.
Ketika tak ada lagi maaf dan kemiskinan hadir di antara sepasang mata, ajakan untuk membubarkan kota ini adalah satu-satunya pilihan paling realistis.
Penulis: Rukmana Ilham
Penerbit: Semut Api, 2025
Kategori: Sastra
SKU: BRD24501
Bahasa: Indonesia
Dimensi: 14 x 20 cm l Softcover
Tebal: 100 hlm | Bookpaper
Harga: 70.000